Pages

Tampilkan postingan dengan label muamalah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label muamalah. Tampilkan semua postingan

Jumat, 27 November 2015

Mencoba Berdiri di Antara Dua Ekstrem

Selalu saja ada 3 golongan manusia dalam penilaian kerkait apa yang dilihat dan didengar. Ada yang masuk dalam golongan Ekstrem kanan, ada juga Ekstrem kiri dan ada juga yang pertengahan (Moderat). Akhir-akhir ini, ada beberapa kiyai, ustadz dan juru dakwah yang namanya sedang ngetren di kalangan jagad sosial media. Yang mudah kita ingat, ada Prof. Quraisy Syhab, ada Prof. Said Agil Siroj, ada Gus Nuril, ada Cak Nun dan lain sebagaian dari kalangan pendakwah.

Nama-nama beliau masuk dalam trending topik di sosmed dalam dua versi esktrem, kanan dan kiri. Namun, saya pribadi sulit memilihkan dua ekstrem itu pada tempat yang seharusnya. Sebagai contoh, seorang Said Agil Siroj, beliau seorang yang bergelar Prof. Doktor, dalam bidang agama. Tentu saja, bagi saya yang orang awam, akan melihat beliau adalah orang besar dan intelektual.

Senin, 22 Desember 2014

Mereka Yang Gonggongannya Tak lagi Didengar

Hidup bersama di bangsa manusia tak akan pernah luput dari komentar. Apa pun yang dapat dicapai oleh panca indera pasti jadi sasaran kritik. Baik apa yang dilihat, didengar, diraba, dicium/ dihirup, dan juga yang dirasa. Terlepas apakah itu kritik yang membangun atau pun kritik yang memang sudah jadi "hobi". Akan berakhir dengan hasil yang bagus ketika itu kritik yang membangun. Kritik model ini biasanya dibarengi dengan sebuah solusi. "Saya kurang setuju dengan kebijakan seperti ini, dan ini solusi dari saya". Yang seperti itu cerdas, walaupun belum tentu diambil.

Sabtu, 06 Desember 2014

InSyaA Allah, InSya Allah atau In Sya Allah, Mana Yang Benar Penulisan dengan Huruf Latin?

Beberapa saat yang lalu ada seorang kawan yang tanya pada saya seputar ucapan إِن شَاءَ اللهُyang ditulis menggunakan tulisan latin. Yang benar itu “Insya Allah, In Sya’a Allah atau In syaAllah”? Sebagai mana kita maklum, bahwa lafadz itu sering kita tulis dalam pesan singkat (SMS) ketika membuat janji dengan seseorang. Kebingungan kawan saya ini bermula saat dia membaca tulisan di media On Line yang mempermasalahkan makna (arti) yang terkandung jika ditulis dengan penulisan yang kurang pas.

Pasar dan Fenomena Keburukan Kaum "Mutaffifun" (Pelaku Curang)

Di libur akhir pekan, saya sempatkan menemani istri belanja beras di pasar.   Setelah menanyakan kualitas beras beserta harganya di salah satu kios, kemuadian istri mengambil beras seharga Rp. 9000,00/ kg. Biasanya, dengan kisaran harga segitu, sudah bisa memberoleh beras baru dengan kualitas bagus. Begitupun yang diucapkan pedagang dengan sangat meyakinkan. Kalaupun ada kenaikan harga tak akan terlihat signifikan.

Ternyata, setelah dimasak nasi yang dihasilkan beraroma "apek" dengan rasa yang tidak gurih. Ini menandakan beras itu stok lama atau beras baru yang dicampur dengan beras bulog.

Saya dan istri hanya bergumam, "astagfirullah, ternyata bagi sebagian orang mencari rejeki halal itu tak mudah."

Minggu, 30 November 2014

Guru-guru Takut Murid

Dulu, jaman saya masih sekolah di awal tahun 90-an hingga awal 2000-an, guru adalah sosok yang sangat disegani sekaligus ditakuti oleh para murid. Karena pandangan kita saat itu, guru adalah sosok pendidik sekaligus pengganti orang tua di sekolah. Maka hampir tak pernah terjadi orang tua bersebrangan pemikiran dengan guru, apalagi sampai komplen. Guru dan orang tua “Klop” satu pandangan dan misi, MENDIDIK anak.

Kamis, 04 September 2014

Memburu Sebuah Pengakuan


Tiba-tiba saya teringat dengan penggalan syair yang sempat saya hafalkan kala berada di bangku kuliah. Dulu hanya sekedar hafalan lafadz tanpa peresapan makna. Belum lagi, gaya hafalan yang benar-benar payah, penuh keterpaksaan. Karena jujur, saya sering mengalami kesulitan tiap kali menghafal syair-syair para udaba’.

Adalah Abu Al-‘Atahiyah (130 H- 213 H/ 747 M- 825 M), yang bernama asli Isma’il ibn al- Qasim ibn Suwaid al- ‘Aini, pernah bersyair.

يظنّ الناسُ بي خيرًا وإنّي ....... لشرُّ الناسِ إن لم تعفُ عنّي

Sabtu, 23 Agustus 2014

Bukan Tidak Ada, Tapi Tidak Terlalu Dirasa (Cara Menyikapi Masalah Rumah Tangga)

Hampir tidak ada rumah tangga yang tak ada masalah. Dan hampir tidak ada satu pasangan suami-istri mana pun yang tak pernah "berantem" dengan pasangannya. Singkatnya, rumah kita pasti punya masalah.

Tapi nampaknya, ada seseorang yang memandang rumah tangga orang lain, kok sepertinya adem-ayem saja tanpa problem. Hari-harinya selalu di liputi keceriaan dan kebahagiaan. Sedangkan ketika melihat rumah tangganya sendiri yang tampak hanya kesemrawutan, tampak acak-acakan dan penuh persoalan.

Jumat, 22 Agustus 2014

Renungan Jumat: "Modal Sedikit Tapi Ingin Untung Banyak"

Pagi ini saya mengantarkan istri saya belanja ke pasar. Motor saya parkirkan di tepian jalan dekat lapak-lapak pedagang sayur. Saya tengok kanan kiri tak satu pun ada petuga parkir yang mendekat. "Ah, gratis ni", pikir ku.

setelah selesai berbelanja, kami menuju arah tempat motor saya parkiran. Kali ini terlihar ada beberapa tukang parkir. Mereka tetap ditempatnya dengan bergerombol sambil berbincang. Lagi-lagi, tak satu pun dari mereka yang menghampiri saya. Dan pikiran saya pun kembali menerka, "gratis ni parkirnya."

Indah di Mata Tak Se-Indah Dirasa, Bincang Santai Memilih Pasangan


Wajar lah ya, kalau kita berharap punya pasangan yang serba super. Tentunya super-men atau super-women. kalau kamu cowok, ya berharap didampingi Srikandi, dan kalau kamu cewek, ya bisa dilindungi pahlawan seperti Arjuna.

Tapi ternyata, fakta di lapangan (rumah tangga maksudnye), bahwa sebenarnya yang kita butuhkan bukan pasangan yang sempurna. Namun, pasangan yang bisa saling menyempurnakan. Gak percaya?

Rabu, 20 Agustus 2014

Wahai Wanita, Jodoh Seperti Apakah Yang Anda Harapkan?

Jika anda wanita yang memasuki usia menikah, 20 tahun ke atas, ditanya tentang jodoh idaman, sosok pemimpin masa depan, tentu pria sempurna lah jawabannya. Sempurna seperti Nabi Yusuf dari sisi ketampanannya. Seperti Nabi Muhammad SAW, yang sempurna di segala sisinya. Atau seperti Nabi Adam yang yang menempati bumi hanya berdua saja dengan istrinya, Hawa.

Boleh dan sah-sah saja anda berharap mempunyai pemimpin dan imam yang sempurna.

Rabu, 13 Agustus 2014

Berjilbab, Tapi Kok Kelakukaannya Begitu? [Belajar Memahami Ragam Wanita Berjilbab]

Ketika sedang jalan-jalan di pusat perbelanjaan di daerah Malioboro, Jogjakartra, kami melewati counter makanan siap saji. Terlihat banyak muda-mudi sedang kongkowdengan hidangan di depan mereka.  Setelah berlalu dari tempat itu, tiba-tiba anak saya berkomentar dengan agak heran, “Abi, tadi kok ada mbak-mbak kok ngrokok ya? Kayak cowok aja.” Saya hanya menjawab pendek saja, “yang kayak gitu gak baik ya, Dik.”

Kebetulan, wanita muda yang merokok tadi dia juga mengenakan jilbab. Rapi, menurut saya. Hanya yang membuat aneh pandangan kita, dia merokok dan dilakukan ditempat umum.

Selasa, 12 Agustus 2014

Jilbab dan Jilb**bs, Antara Kenyataan dan Pemakluman

Belakangan ini, tersebar istilah plesetan baru dalam model jilbab. Banyak anak muda menyebutnya jilb**b. Dari katanya saja kita sudah bisa memahami maksud istilah itu.

Sebagai seorang muslim, munculnya plesetan itu tentu membuat rasa pilu hati kita semua. Bagaimana tidak, jilbab yang seharusnya jadi identitas muslim dan pakaian kehormatan, kali ini malah menjadi bahan candaan dan guyonan. Dan tak jarang, kita yang punya ilmu agama yang lebih, malah ikut mempopulerkan plesetan itu dalam guyonan dan candaan.

Minggu, 15 Juni 2014

Aqiqah, Sampai Kapan Boleh Dilaksanakan?

Diantara perlakuan baik yang dilakukan orang tua kepada anaknya adalah dengan cara menyelenggarakan ibadah aqiqah untuknya. Tapi kenyataannya, tidak semua orang tua mampu menyembelihkan hewan aqiqah untuk anaknya tepat setelah kelahirannya atau tujuh hari setelahnya. Yang paling sering menjadi kendala terselenggaranya ibadah ini ialah faktor ekonomi. Maka pertanyaan selanjutnya adalah, haruskah aqiqah dilaksanakan pada hari ke-7 atau boleh dilaksanakan di luar hari itu?

Senin, 02 Juni 2014

Masjid [katanya] Mau Dimata-matai, Siapa Bertanggung Jawab?


Beberapa hari ini, santer tersebar berita tentang rencana salah satu parpol untuk “memata-matai” khutbah jumat di masjid-masjid. Sontak, berita ini membuat geram ummat Muslim sebagai objek mata-mata.


Mengenai kebenaran berita, saya pribadi ikut terbawa arus derasnya berita tersebut. Kekhawatiran akan kembalinya kegelapan orba turut menghantui. Setiap kata yang akan dikhotbahkan wajib dibuatkan teks tertulis dan disensor oleh pemerintah setempat, perangkat desa dan kecamatan.

Sabtu, 31 Mei 2014

Kampanye Politik dan Ke-netralan Lembaga Pendidikan


Saat ini, jelang pilpres, semua manusia Indonesia sibuk mengkampanyekan calon pilihannya. Baik kampanye pribadi (secara individu) maupun kelompok. Dari sekian banyaknya lembaga, kelompok masyarakat yang terlibat kampanye, ada satu lembaga yang seharusnya netral dan tidak terlibat langsung kampanye tersebut. Ya, itu lembaga pendidikan.

Pondok pesantren, sekolah, kampus, dan lainnya dari macam lembaga pendidikan, sudah seharusnya bersikap netral tidak mendukung secara langsung calon idamannya. Karena, walau bagaimana pun, lembaga pendidikan adalah lembaga milik bersama yang didalamnya terkumpul banyak manusia dalam satu misi pendidikan. Kebersamaan misi ini selayaknya

Rabu, 21 Mei 2014

Mengapa Harus Fiqih Perbandingan?

Sering kali kita mendengar pertanyaan dalam menyikapi perbedaan bentuk ibadah, "kenapa fiqih ibadah itu tidah satu saja, agar tidak terjadi kebingungan di tengah ummat?". Atau dalam bahasa yang lain, "hampir setiap ormas Islam atau jama'ah Islam sudah memiliki cara ibadah menurut madzhab yang diikutinya. Lantas, untuk apa lagi harus belajar fiqih perbandingan?"

Kenapa tidak belajar satu madzhab saja?
Sebagai orang awam, yang paling mudah kita lakukan, kita hanya belajar satu madzhab dan kemudian kita jadikan sebagai panduan ibadah kita. Sebenarnya itu sudah cukup dan tidak perlu lagi belajar perbandingan madzhab.
Tapi..

Minggu, 18 Mei 2014

Menawar Kematian

"Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan kematianku sampai waktu yang dekat?"

Rahasia. Ya, sebuah kata yang seringkali digunakan untuk menyifati kematian. "Kematian adalah rahasia illahi". Tidak satupun makhluk bernyawa yang tahu kapan nyawanya akan diambil oleh sang Peciptanya.

Rabu, 07 Mei 2014

Remaja Harus Melek Fiqih

Ketika disebut kata “fiqih”, seringkali bayangan kita sebagai orang awam, terlebih remaja, dihadapkan pada suasana klasik, kuno dan jauh dari modernitas. Jadi, seakan orang yang mau mempelajari fiqih hanyalah mereka yang sudah masuk usia lanjut serta mempunyai kepentingan di bidang agama, seperti pendakwah dan guru.

Memang, fiqih merupakan warisan keilmuan klasik yang ada sejak lama. Toh seperti itu, bukan berarti ia bisa disebut sebagai ilmu yang termakan oleh peradaban modern. Bahkan, dimana pun dan kapan pun, fiqih akan selalu dibutuhkan oleh semua generasi umur manusia, terlebih remaja.

Jumat, 25 April 2014

Ah, Itukan Hanya Simbol

Teringat sebuah peristiwa belasan tahun silam, tepatnya awal tahun 2000an, ketika Bapak saya harus dicekal dari aktivitas dakwahnya. Beliau dilarang mengisi pengajian untuk para bapak, pengajian khusus kaum ibu sampai khotbah jumat pun ikut diberhentikan.

Di awal melenium kedua itu, beliau tidak sedang berhadapan dengan kader PKI, apalagi ikut jadi kader
 

Blogger news

Blogroll

About