Pages

Tampilkan postingan dengan label keluarga. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label keluarga. Tampilkan semua postingan

Jumat, 27 November 2015

Selamat Hari [Ibuk Bapak] Guru


Mesra ya.. Itu beliau berdua Bapak dan ibukku. Foto itu kiriman dari adik yang diambil beberapa hari lalu di pinggir salah satu pantai di Kalianda, Lampung Selatan selepas menghadiri wisuda S1-nya si bontot.


Dari 5 putranya, sebagian ada yang lulus sampai jenjang SMA, ada juga yang lulus S1, ada juga yang sedang menempuh pendidikan S2 dan ada juga yang sedang menempuh Jenjang S3. Ala kulli hal, semua putranya mengenyam pendidikan formal. Hebat ya? bisa jadi. Tapi tentu saja lebih hebatan gurunya dari pada muridnya.
Yup, sebelum kita putra-putranya mengenyam pendidikan formal di luar sana, beliau berdualah yang berperan sebagai guru dan dosen untuk kita.

Sabtu, 23 Agustus 2014

Bukan Tidak Ada, Tapi Tidak Terlalu Dirasa (Cara Menyikapi Masalah Rumah Tangga)

Hampir tidak ada rumah tangga yang tak ada masalah. Dan hampir tidak ada satu pasangan suami-istri mana pun yang tak pernah "berantem" dengan pasangannya. Singkatnya, rumah kita pasti punya masalah.

Tapi nampaknya, ada seseorang yang memandang rumah tangga orang lain, kok sepertinya adem-ayem saja tanpa problem. Hari-harinya selalu di liputi keceriaan dan kebahagiaan. Sedangkan ketika melihat rumah tangganya sendiri yang tampak hanya kesemrawutan, tampak acak-acakan dan penuh persoalan.

Rabu, 20 Agustus 2014

Wahai Wanita, Jodoh Seperti Apakah Yang Anda Harapkan?

Jika anda wanita yang memasuki usia menikah, 20 tahun ke atas, ditanya tentang jodoh idaman, sosok pemimpin masa depan, tentu pria sempurna lah jawabannya. Sempurna seperti Nabi Yusuf dari sisi ketampanannya. Seperti Nabi Muhammad SAW, yang sempurna di segala sisinya. Atau seperti Nabi Adam yang yang menempati bumi hanya berdua saja dengan istrinya, Hawa.

Boleh dan sah-sah saja anda berharap mempunyai pemimpin dan imam yang sempurna.

Minggu, 15 Juni 2014

Aqiqah, Sampai Kapan Boleh Dilaksanakan?

Diantara perlakuan baik yang dilakukan orang tua kepada anaknya adalah dengan cara menyelenggarakan ibadah aqiqah untuknya. Tapi kenyataannya, tidak semua orang tua mampu menyembelihkan hewan aqiqah untuk anaknya tepat setelah kelahirannya atau tujuh hari setelahnya. Yang paling sering menjadi kendala terselenggaranya ibadah ini ialah faktor ekonomi. Maka pertanyaan selanjutnya adalah, haruskah aqiqah dilaksanakan pada hari ke-7 atau boleh dilaksanakan di luar hari itu?

Sabtu, 31 Mei 2014

Kampanye Politik dan Ke-netralan Lembaga Pendidikan


Saat ini, jelang pilpres, semua manusia Indonesia sibuk mengkampanyekan calon pilihannya. Baik kampanye pribadi (secara individu) maupun kelompok. Dari sekian banyaknya lembaga, kelompok masyarakat yang terlibat kampanye, ada satu lembaga yang seharusnya netral dan tidak terlibat langsung kampanye tersebut. Ya, itu lembaga pendidikan.

Pondok pesantren, sekolah, kampus, dan lainnya dari macam lembaga pendidikan, sudah seharusnya bersikap netral tidak mendukung secara langsung calon idamannya. Karena, walau bagaimana pun, lembaga pendidikan adalah lembaga milik bersama yang didalamnya terkumpul banyak manusia dalam satu misi pendidikan. Kebersamaan misi ini selayaknya

Kamis, 14 November 2013

Harta Bersama (Gono-gini) Dalam Kacamata Syariah Islam, Adakah?

“pa, setelah kita nikah, berarti harta papa menjadi harta mama juga ya?”
“iya, harta papa menjadi harta mama juga.” Jawab suaminya.
“tapi pa,…….” Sambung isrtinya tanpa melanjutkan kata-katanya. Agak malu ngucapinya.
“tapi kenapa ma?”
“tapi harta mama tetap harta mama lho ya.” Lanjutnya. “warisan  yang mama dapat dari orang tua tetap jadi milik mama lho, papa gak usah ikut punya. Kan papa kepala keluarga.”
“gleg (sambil nelen ludah).” Suaminya hanya bengong saja.

Percakapn ini berlangsung ketika keadaan rumah tangga dalam keadaan normal. Tetapi akan beda persoalan ketika sedang dalam sidang perceraian dan meributkan pembagian harta.

Senin, 04 November 2013

Imajinasi Nada Dalam Goresan Pena (Belajar Menghargai Usaha Anak)

Di usianya yang baru saja melewati tiga tahun, ternyata Nada putriku sudah bisa sedikit menuangkan imajinasinya dalam goresan pena. Beberapa bulan lalu (usia 2,5 tahun sampai 3 tahun), coretan penanya dikertas belum bisa dimengerti orang lain. Tapi toh begitu, dia tetap bisa menafsirkan dan menceritakan maksud coretannya tersebut kepada orang lain.

"umi, abi, adik Nada buat gambar sapi." Dia menunjukkan coretannya dikertas.
"ini telingannya, ini kakinya, ........." penjelasannya kepada kami dari coretan yang dia buat. Padahal kami tidak membayangkan sama sekali kalau itu gambar seekor sapi. Dan masih banyak lagi coretan-coretan ringan yang dia buat beserta penjelsaanya.

Yang kami keran, anak sekecil itu sudah bisa menuangkan imajinasinya dalam goresan tinta, dan dia faham betul maksud yang dia coretkan. Bukan coretan hampa tanpa makna.

Jumat, 01 November 2013

Istri Cantik Nan Menawan, Pentingkah? (Obrolan Ringan Memilih Pasangan)

ketika sedang ngumpul dengan teman-teman di “tongkrongan”, tidak jarang obrolan kita mengarah pada masalah pernikahan dan berumah tangga. Ya maklum, karena usia kita rata-rata sudah masuk seperempat abad, 25 tahun. Usia matang untuk membahas masalah ini. Terlebih lagi sebagian kita sudah ada yang menikah. Jadilah obrolan ini semakin hangat dengan shering-sharing ringan dari teman-teman yang sudah menikah.
Yang paling sering kita sorot adalah sisi lebih dari seorang wanita.

“ah, gak cantik gak apa. Yang penting hatinya.” Komentar dari sebagian teman.
“kalau hati kan bisa dipoles (ditata), nah kalau wajah kan gak bisa dirubah.” Seloroh yang lain.
“kebalik tu. Kalau hati gak bisa dirubah. Tapi kalau muka bisa dipoles.” Lagi-lagi komentar yan keluar hanya opini yang tidak berdasar. Ya, sekedar shering saja.
“yang penting kaya bro, walaupun janda.” Ini lebih aneh lagi. Dan masih banyak lagi opini-opini seputar kriteria pasangan idaman untuk hari depan kelak.

Tentu, obrolan semacan ini tidak hanya berlaku di kalangan kaum adam saja, yang membicarakan kaum hawa. Saya yakin, kaum hawapun punya obrolan semacam ini, membicarakan kriteria calon pasangannya kelak.

Kamis, 24 Oktober 2013

Ayo, Mengenal Mahram Kita Dari Jalur Pernikahan

Seseorang yang telah menikah pasti akan merasakan sebuah kebahagiaan. Yang pertama bahagia karena sudah memiliki pasangan secara pribadi, dan yang kedua bahagia karena semakin luas lingkup keluarganya. Karena masing-masing pasangan membawa keluarga besar. Terlebih adat ketimuran kita mempunyai istilah “menikah itu bukan hanya mengawinkan dua individu, tapi juga menyatukan dua kelaurga yang berbeda.”
Orang tua pasangan kita akan menjadi orang tua kita, paman dan bibi pasangan kita akan menjadi paman dan bibi kita, adik dan kakak pasangan kita akan menjadi adik dan kakak kita juga. Jadi intinya, semua gelar urutan nasab keluarga pasangan kita hampir semua kita sandang sebagaimana pasangan kita menyandangnya. Secara umum, mahram (haram untuk dinikah) pasangan kita adalah mahram kita juga.

Senin, 20 Mei 2013

Awas, Sepupu Bukan Mahram..!!!!



Saudara Sepupu dalam kamus besar bahasa Indonesia ( KBBI) berarti hubungan kekerabatan antara anak-anak dari  dua orang bersaudara; atau saudara senenek. Atau hubungan kekerabatan antara anak-anak dari dua orang bersaudara atau saudara senenek/ sekakek. Atau  juga anak dari saudara perempuan ayah/ ibu dan anak dr saudara laki-laki ayah/ ibu.

Contoh kasus:
1.      Afif dan Luthfi adalah kakak beradik (saudara  kandung), keduanya memiliki anak, Fahmi dan Milah. Maka Fahmi dan Milah adalah saudara sepupu sekakek dan senenek.

2.    Ahmad dan Fatimah adalah kakak beradik seayah( saudara seayah), masing- masing memiliki anak yang bernama  Aisyah dan Ibrahim. Makan Aisyah dan Ibrahim adalah saudara sepupu sekakek.

3.      Aminah dan Zainab adalah kakak beradik seibu (saudara seibu), masing-masing memiliki anak, Muhammad dan  Khadijah. Maka Muhammad dan Khadijah adalah saudara sepupu senenek.

Selasa, 23 April 2013

Anak durhaka, siapa bilang?!


Bagi kita orang muslim, tentu tidak asing lagi dengan sebuah do’a yang ditujukan untuk kedua orang tua. Doa yang mungkin setiap orang muslim menghafalnya. Bahkan balita yang belum bisa baca tulis pun sudah mengenal dn menghafalnya.

Namun sebagai orang tua, sudahkah kita faham makna yang terkandung dalam do’a tersebut?
Mari kita kaji bersama.

Teks do’a
رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا
”Ya Rabb, sayangilah mereka sebagaimana mereka merawatku (mendidikku) ketika aku kecil” (QS. Al- Isra: 24)
Atau dalam redaksi yang lain:

اَللّهُمَّ اغْفِرْلِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَاكَمَارَبَّيَانِيْ صَغِيْرَا
”Ya Allah, ampunilah aku dan kedua orang tua ku dan sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangiku keitka kecil”.


Perintah Berbakti Kepada Kedua Orang Tua
Berbakti kepada kedua orang tua adalah kewajiban bagi setiap anak. Banyak sekali teks-teks agama yang secara tegas membahas masalah ini. Bakti kepada keduanya sering disandingkan dengan bakti kepada Allah SWT. Begitupun durhaka kepadanya merupakan bentuk durhaka kepada-NYA.

Selasa, 26 Maret 2013

Mertua Vs Menantu


Mertua Vs Menantu
“loh mbak, sampean kok betah sih hidup sama mertau?!” itu pertanyaan untuk yang berstatus mantu.
Atau dalam pertanyaan lain yang ditujukan kepada  mertua; “budhe, panjenengan kok bisa sih rukun dengan mantu?!”
Dua pertanyaan diatas hanyalah contoh kecil dari sikap gumun (heran) yang muncul ketika ada mantu dan mertua rukun, harmonis dan tanpa ada konflik yang berarti.
Memang dalam masyarakat kita, menantu hidup serumah dengan mertua merupakan hal yang sangat diantipati alias jangan sampai terjadi. Pun sebaliknya, seorang mertua tidak akan  mau kalau menantunya numpang hidup satu atap dengannya. Nah,
 

Blogger news

Blogroll

About