Pages

Jumat, 18 April 2014

Nganggur Lebih Berbahaya Dari pada Sibuk

Bagi sebagian orang, terlalu sibuk dengan banyaknya aktivitas bisa menyebabkan kepala 'puyeng', bahkan kalau parah bisa bikin stres. Tapi, stres seperti ini bisa dicegah jika belum terjangkit dan mudah diobati jika telah terserang.

Sebagai upaya pencegahan, kita bisa menata semua agenda dengan rapi, sehingga tidak ada penumpukan dan benturan acara. Pada dasarnya, kita hanya punya dua tangan, maka jangan sampai kita menghadapi banyak pekerjaan dalam satu waktu.

Jika sudah terjangkiti suasana stres, mungkin kita musti refresing secukupnya. Yang jelas, relaksasi pikiran & badan perlu dilakukan agar tak terjadi ketegangan yang berlebihan.

*******



Ternyata, kondisi nganggur jauh lebih cepat memicu stres dibandingkan kondisi sibuk. Orang nganggur, biasanya banyak nglamun dan berkhayal sesuatu yang sangat tinggi, sementara dia tidak punya aksi untuk mewujudkan khayalannya itu.

Bahaya nganggur selanjutnya adalah mudah mengoreksi orang lain, dalam kata lain 'ngrumpi'. Karena tidak ada yang bisa dilakukan, maka pelampiasannya dengan 'ngrumpiin' orang lain. Tentu, ini bukan tindakan yang produktif.

Sangat sulit untuk menemukan obat stres karena nganggur. Ibarat orang yang kelelahan karena banyak tidur, maka istirahatnya dari lelah tidur dengan tidur tak akan membantunya. Begitupun orang yang lelah dari banyaknya nganggur, maka istirahat dengang nganggur tak bisa mengobatinya dari lelah nganggur.

*********
Contoh kasus konyol:
Ada orang yang berstatus karyawan atau pegawai, tapi kondisinya nganggur. Kok bisa?

Nyatanya memang ada. seorang dikontrak sebagai karyawan atau pegawai, tapi dia tidak tahu apa tugasnya. 'Pokoke' kewajibannya ngantor dari jam sekian sampai jam sekian. Masalah tugas, kalau ada, ya dikerjakan, kalau gak ada, ya bengong. Tapi masalahnya, banyak nganggurnya dari pada ada tugas.

Dalam kondisi seperti ini, jelas yang perlu dipertanyakan kesehatannya adalah bosnya. Pasalnya, dia menggaji karyawan hanya untuk diam dan bengong. Dan selanjutnya, karyawan yang bengong itu akan mengisi waktu nganggurnya dengan membicarakan keburukan dan aib bosnya. Lengkap sudah tingkat stesnya. Karyawan stres karena dianggurkan tanpa pekerjaan, dan bos lebih stres karena membayar karyawan hanya untuk bengong.

Entahlah, tapi itu fakta.

Oleh: Ahmad Hilmi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About