“Ada mbah dukun sedang ngobatin pasiennya
Konon katanya sakitnya karna diguna-guna
Sambil komat-kamit mulut mbah dukun baca mantra
Dengan segelas air putih lalu pasien disembur
......
......”
Itu penggalan lirik
lagu yag berjudul “mbah dukun”. Dulu lagu ini pernah Hit pada zamannya. Bahkan penyanyinya pun Alam sempat memperoleh piala Seruling
Emas pada malam penghargaan ANUGERAH DANGDUT TPI tahun 2002. Tentunya pembaca
masih banyak yang ingat dengan lagu ini. Sedikit bernostalgila. Eh, nostalgia.
Sebenarnya tidah ada yang spesial pada lirik lagu ini. Isinya
biasa-biasa saja, hanya menceritakan aktifitas dukun dalam mengobati pasiennya.
Pada kesempatan kali ini saya tidak akan membahas banyah
tentang lagu ini, tapi lebih pada masalah perdukunan yang marak terjadi
ditengah-tengah masyarkat kita.
Sengaja saya angkat tema dukun dan perdukunan; karena saya
terinspirasi oleh media yang akhir-akhir ini sering mengangkat masalah dukun,
dari berita orang yang merasa dikibulin (ditipu) dukun sampai iklan
praktik perdukunan dengan beragam produknya.
Kata “dukun” dalam KBBI berarti orang yg mengobati,
menolong orang sakit, memberi jampi-jampi (mantra, guna-guna, dsb);
Walaupun dalam praktiknya, dukun sangat beragam macamnya, mulai dari dukun pijat, dukun
beranak sampai dukun santet, tapi ketika kata dukun itu disebut sendirian maka
konotasi yang melekat pada benak kita lebih dekat pada makna dukun “santet”
yang mengaku mengetahui alam ghoib.
Sosok dukun dalam masyarakat
Dulu ketika saya masih tinggal dikampung yang jauh dari
peradaban, sosok dukun begitu fenomenal dihati
masyarakat. Dari urusan jodoh sampai penglaris dagangan semua
dikonsultasikan ke dukun.
Hampir semua aktifitas masyarakat selalu ada campur tangan
dukun. Luar biasa.
saya beranggapan, wajarlah dukun punya tempat spesial dihati
masyarakat kampung; karena memang mereka tinggal jauh dari peradaban moderen. Pergi
kedukun merupakan satu-satunya solusi ketika dihimpit masalah.
Itu anggapan saya dulu ketika belum pernah menginjakkan kaki
dikota metropolitan, Jakarta.
Tapi ketika saya sudah mencicipi hidup dijakarta, saya baru
tahu bahwa tenyata ada sebagian masyarakatnya yang masih memakai jasa dukun.
Ternyata... oh ternyata.. gaya hidup sih boleh moderen,
lingkungan juga moderen, tapi -maaaf-
mentalnya mental masyarakat yang jauh dari peradaban (percaya sama dukun).
Saya tidak habis pikir, mereka yang masih percaya dukun itu bukan orang orang “bodoh”. Justru mereka
datang dari kalangan akademisi, kamu terpelajar, punya tingkat pendidikan yang
tinggi bahkan ada juga dari kalangan pejabat pemerintah.
Kok bisa ya??
Jawabanya adalah mereka orang-orang yang putus asa, ingin
menyelesaikan semua permasalahan hidup dengan instan. Ingin menyelesaikan
masalah tanpa masalah (itu sih jargonnya pegadaian, hehe)
Sikap putus asa menjadi alasan kuat orang datang kedukun dan
memanfaatkan jasanya.
Ciri- ciri dukun jadul dan masa kini
Beberapa waktu yang silam kalau kita mau nyirenin (mengenali)
dukun biasanya melalui pakaian mereka yang serba hitam dengan akik (cincin
bermata batu) yang melingkar disetiap jari- jenarinya. Tidak jarang para dukun
itu memasang wajah garang nan seram tanpa senyum yang tersungging untuk menampakkan kesan mistis dalam
tampilannya. Ini dukun jadul.
Nah, tampilan semacam ini sangat jelas identitas dukunnya. Orang
tidak akan tertipu; karena nyata-nyata dia dukun.
Tapi agaknya atribut dukun jadul ini sudah tidak lagi
menjadi trand didunia perdukunan. Mereka lebih senang menjelma dalam beberapa
penampakan; tampilan kiyai dan ustadz
serta ahli pengobatan alternatif.
Tampilan jelmaan semacam ini lebih menguntungkan bagi mereka.
Kalangan yang anti dukun pun bisa terkibuli (tertipu) lantaran mereka
menggunakan jubah kiyai dan peci ustadz. Kalung bentuk tengkorak yang dulu
sebagai simbol kebanggaannya sekarang berubah menjadi dasi rapi dalam jas ahli
pengobatan alternatif.
Tapi sejatinya mereka dukun yang berganti pakaian jelmaan
sesuai selera pasar. Ide cerdas bukan??
Untuk melengkapi wawasan kita tentang dukun mas kini, ada
baiknya kita juga mengenal ritual dan jampi-jampi mereka.
Ciri yang paling gampang dikenali adalah ritual-ritual yang
tidak masuk akal, semua tahayul, hanya akal yang sakit saja yang bisa percaya. Dari
ritual mandi dengan kembang setaman sampai pengurbanan ayam hitam polos.
Kalau dulu ayat kursi (QS.Al-Baqarah: 255) diyakini
sebagai ayat pengusir jin, justru dukun saat ini menggunakannya sebagai jampi
untuk mendatangkan balatentaranya dari kalangan jin.
Lebih kretif dan licik.
Keadaan semacam ini diperparah dengan hadirnya iklan dukun
dimedi-media masa. Seakan tidak lagi malu menawarkan produk sihir seperti
santet, gendam, pelet dsb.
Katanya dukun punya kehebatan dan keajaiban
Masyarakat selalu mengaitkan sosok dukun sebagai orang yang
punya keajaiban, mampu melakukan segala sesuatu diluar nalar akal manusia. Dia bisa
mengetahui sesuatu yang tidak diketahui manusia biasa, menerawang alam ghoib
dan lain sebagainya. Pokoknya susah difahami oleh akal sehat. Hehe, atau
jangan-jangan akalnya memang sudah tidak sehat..???
Keajaiban, kehebatan yang dimiliki dukun tidak terlepas dari
campur tangan jin. Jin punya andil besar dalam masalah ini. Apapun aksi yang
sedang dilancarkan sang dukun, baik itu aksi ramalnya, terawang alam ghoib
sampai pengobatan alternatif, jin selalu ikut.
Yakin dech, nyang namenya dukun tu pasti punya balatentara
dari JIN.
Praktik perdukunan dalam kacamata Islam
Islam sudah lama
mengenal praktik perdukunan dan sihir, bahkan Al-quran dalam beberapa ayat membahas
secara khusus masalah dunia sihir sejak awal kemunculannya. Oleh sebab itu Rasulullah dalam banyak
sabdanya mewanti-wanti umatnya agar menjauhi dunia perdukunan dan sihir.
Islam mengecam keras praktik perdukunan. Hanya sekedar
mendatanginya saja sholat kita tidak diterima selama 40 hari lamanya. Dalam sebuah
hadits Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ أَتَى
كَاهِناً أَوْ عَرَّافًا لمَ ْ تُقْبَلْ لَهُ صَلاَةٌ أَرْبَعِيْنَ يَوْماً
Artinya: “siapa saja yang mendatangi dukun atau peramal
maka sholatnya tidak diterima selama empat puluh hari” (HR.Ahmad)
Lebih parah lagi kalau datang kedukun disertai dengan
keyakinan yang kuat. Keyakinan kalau dukun bisa memberi manfaat dan madhorot (bahaya),label
“kafir” disematkan bagi dukun dan pasiennya. Padahal kata kafir merupakan
antonim dari mukmin/ iman. Mengerikan bukan??
مَنْ
أَتَى كَاهِناً أَوْ عَرَّافاً فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُوْلُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا
أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ
Artinya: “siapa saja yang mendatangi dukun atau peramal
(para normal) kemudian meyakini ucapannya, maka dia telah kafir (mengingkari)
ajaran Muhammad”
Ketika seseorang medatangi
dukun bukan solusi yang didapat, tapi
masalah yang semakin berat. Harapan ingin menutupi hutang, yang ada malah harta
melayang. Terus melakukan usaha yang disertai doa sebagai wujud tawakkal kita kepada- Nya.
Dengan tawakkal yang benar hasil yang kita harapkan tidak
membut kita sombong, tapi kalau kita masih gagal tidak membuat kita putus asa.
Yakinlah, hanya Allah tempat kita begantung, memohon dan
meminta.
Maka bagi kita yang belum pernah datang kedukun dan
paranormal jangan pernah tergiur untuk datang. Dan bagi kit yang sudah
terlanjur berurusan dengan dukun maka segeralah bertaubat. Jangan sampai Allah
SWT memetikan kita dalam keadaan kafir. Wal ‘iyadzu billah.
Wallahu ‘alam bis-shawab
Oleh: Ahmad Hilmi
Apakah kamu sudah tau prediksi togel mbah jambrong yang jitu? bila belum baca Prediksi jitu mbah jambrong Sgp
BalasHapus