Pages

Sabtu, 06 Desember 2014

InSyaA Allah, InSya Allah atau In Sya Allah, Mana Yang Benar Penulisan dengan Huruf Latin?

Beberapa saat yang lalu ada seorang kawan yang tanya pada saya seputar ucapan إِن شَاءَ اللهُyang ditulis menggunakan tulisan latin. Yang benar itu “Insya Allah, In Sya’a Allah atau In syaAllah”? Sebagai mana kita maklum, bahwa lafadz itu sering kita tulis dalam pesan singkat (SMS) ketika membuat janji dengan seseorang. Kebingungan kawan saya ini bermula saat dia membaca tulisan di media On Line yang mempermasalahkan makna (arti) yang terkandung jika ditulis dengan penulisan yang kurang pas.


Maka jawaban singkat saya, “kalau ditulis dengan huruf latin, tidak ada yang salah arti selama bunyinya gak salah”.

Kemudia dia mulai berargumen sebagaiman yang dia baca di artikel itu. Kalau ditulis “INSYA ALLAH” maka bermakna “(proses) Terciptanya Allah”. Itu berarti Allah diciptkan sebagaimana makhluk. Jelas ini menyalahi kaidah Tauhid. Maka yang benar, menurut dia, ditulis dengan “IN SyaAllah” yang nanti akan bernakna “jika Allah Berkehendah”. Boleh juga argumennya. Tapi sayangnya ini tidak ditulis dengan huruf Atab, tapi Latin.

Sekali lagi saya jawab, “Kalau ditulis menggunakan huruf latin, maka tidak ada yang salah selama bunyi lafadz nya tidak sala. Titik.”

Argumen saya selanjutnya, itu kan aslinya lafadz Arab yang seharusnya ditulis dengan Bahasa Arab juga. Tapi karena tidak semua kita bisa berbahasa Arab, atau bisa tapi keypad hand phon tidak mendukung huruf Arab, maka untuk mempermudah ya, ditulis dengan huruf latin. Apakah tulisan itu merubah makna? mari kita preteli satu-satu:

1. Kata إِنْ dalam Bahasa Arab masuk dalam perangkat yang men-jazam-kan fi’il mudhari’ (kata kerja sekarang) juga termasuk perangkat syarat. Dalam bahasa Indonesia sering diterjemahkan dengan kata “apabila, jika” dan yang sejenisnya. Dan kata “إِنْ ini tidak bisa berdiri sendirian, harus disambung dengan kata kerja.

2. Kata شَاءَ adalah kata kerja lampau yang berarti “menghendaki”. Jika disambung menjadi “إِنْ شَاءَ berarti “jika menghendaki”. Penulisannya dalam huruf latin biasa “InsyaA Allah atau In SyaA Allah”. Tapi rasanya kurang kerjaan saja kalau kita mempermasalhakan mana yang benar dan mana yang salah, mengingat tulisan itu dengan huruf latin. Harusnya, kalau mau kritis dan lebih teliti, maka tulisan yang mendekati benar adalah “IN SyaaaaaA Allaah”. Itu baru jujur, karena ada mad (panjang pendek) yang harus dipenuhi haknya. Repot bukan?

3. Kemudian lafadz yang di permasalahkan “inSya Allah dan insyaAllah” yang dalam penulisan Arabnya “إنْشَاءَ اللهِ. Dalam ilmu nahwu, itu bisa dibaca “insyaA- insyau-insyai” karena Ismun/ nama tergantung kedudukan dalam kalimatnya. Sedangkan lafadz “Allah” mudahnya dibaca kasrah “ALLAHI” karena muhdof ilaihi majrur/ frasa.

4. Bedanya dengan “إِنْ شَاءَ اللهُ kata “SyaA” selalu fathah karena kata kerja lampau (fi’il madhi) dan Allah pasri dibaca dhomah karena fail marfu’/ subjek.

5. Persamaan keduanya إنْشَاءَ اللهِ dan إِنْ شَاءَ اللهُ jika ditulis dengan huruf latin akan menghasilkan bunyi yang cenderung mirip. Kenapa? Karena ketika ditulis dengan huruf latin, maka tak tampak “IN” disitu huruf syarat dan jazm atau awal bunyi kata “INSYAA”.

Maka menurut hemat saya, mempermasalahkan hal yang tidak terlalu urgen seperti ini justru bisa menimbulkan fitnah. Orang mulai enggan menulis insyaAllah di pesan singkat gara-gara takut salah penulisan. Belum lagi permasalahan bunyi akhir kata harus A, I, U, atau O. Juga yang tidak kalah pentingnya masalah Mad/ hukum panjang pendek dan makhraj huruf arab/ sifat keluarnya huruf. Karena kita tahu bahwa huruf Arab mempunyai sifat bunyi yang berbeda dari huruf latin, dan sebaliknya. Sebagai contoh, lafadz الله/ Allah sering kita eja dengan bunyi “O” kadang “A”. Hal ini terjadi karena sifat bunyi huruf Arab yang susah dicari padanan sempurna dalam huruf latin.

Penjelasan seperti ini saya yakin membingungkan bagi kita yang tidak pernah bersentuhan dengan nahwu dan sharaf. Ada baiknya materi yang membingungkan ini tidak menjadikan orang awam bahasa Arab menjadi semakin bingung. Mau ditulis dengan cara apaun asalkan bunyinya sama atau mirip maka yakin lah itu benar. “yassir wa la tu’assir” permudahlah dan jangan dipersulit. Itu Islam.

Wallahu A’lam bi As-Shawab


Oleh: Ahmad Hilmi


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About