Pages

Selasa, 23 April 2013

Anak durhaka, siapa bilang?!


Bagi kita orang muslim, tentu tidak asing lagi dengan sebuah do’a yang ditujukan untuk kedua orang tua. Doa yang mungkin setiap orang muslim menghafalnya. Bahkan balita yang belum bisa baca tulis pun sudah mengenal dn menghafalnya.

Namun sebagai orang tua, sudahkah kita faham makna yang terkandung dalam do’a tersebut?
Mari kita kaji bersama.

Teks do’a
رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا
”Ya Rabb, sayangilah mereka sebagaimana mereka merawatku (mendidikku) ketika aku kecil” (QS. Al- Isra: 24)
Atau dalam redaksi yang lain:

اَللّهُمَّ اغْفِرْلِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَاكَمَارَبَّيَانِيْ صَغِيْرَا
”Ya Allah, ampunilah aku dan kedua orang tua ku dan sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangiku keitka kecil”.


Perintah Berbakti Kepada Kedua Orang Tua
Berbakti kepada kedua orang tua adalah kewajiban bagi setiap anak. Banyak sekali teks-teks agama yang secara tegas membahas masalah ini. Bakti kepada keduanya sering disandingkan dengan bakti kepada Allah SWT. Begitupun durhaka kepadanya merupakan bentuk durhaka kepada-NYA.


وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا(*) وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil". (QS. Al-Isra: 23-24)

Hanya ada satu alasan seorang anak boleh menolak permintaan orang tua, yaitu ketika mereka mengajak untuk menyekutukan Allah SWT. Selain itu tidak ada alasan untuk menolak apalagi sampai mendurhakai.

Ketika Anak Tidak Berbakti
Memiliki anak yang berbakti merupakan dambaan setiap orang tua. Bahkan anak yang berbakti dianggap sebagai sesuatu yang sangat berharga. Nilai bakti seorang anak lebih mahal dibandingkan kemewahan dunia. Terlebih lagi ketika orang tua memasuki usia senja.

Akan tetapi apa yang diharapkan orang tua terkadang tidak sama dengan kenyataan. Anak yang kita rindu baktinya justru  menunjukan sikap acuh. Berharap dirawat dengan baik malah semua itu terbalik. Memimpikan kata-kata indah dari anak malah memperoleh kata bercampur ludah.
Mengenaskan memang.

Bila kondisi seperti ini menimpa kita sebagai orang tua, apa tindakan kita?
Introspeksi diri lah jawabannya.

Introspeksi diri
Dalam do’a untuk kedua orang tua, ada satu ungkapan  yang jarang kita fahami;  “sayangilah mereka berdua sebagaimana mereka mendidik ku ketika masih kecil”.

Kata “SEBAGAIMANA” merupakan cerminan diri kita ketika mendidik anak waktu mereka kecil.
Mari kita renungkan bersama  ketika anak tidak menunjukkan baktinya kepada kita:

1.       Anak  Acuh Terhadap Kita
Kemungkinan kita dulu sering tidak memperdulikannya, tidak memperhatikan perkembangannya.  Dalam putaran waktu 24 jam, kita habis kan waktu kita dengan pekerjaan.  Seakan tidak ada waktu tanpa bekerja. Kita berangkat kerja ketika anak belum bangun dari  tidurnya dan kembali setelah mereka tertidur.

Dan tanpa kita sadari, sering terbersit dalam benak kita jika  anak akan bahagia dengan uang yang kita dapat. Kita membesarkan anak dengan uang, bukan dengan kasih sayang.

Jika itu yang terbayang dalam benak kita, maka jangan heran ketika anak membuang kita ke panti jompo. Toh mereka juga mengeluarkan uang untuk biaya kita.
Sama bukan?!


2.       Mendapat Perlakuan Kasar Dari Anak
Saya sering mendengar tetangga yang memarahi anaknya dengan kata-kata kasar. Setiap kesalahan yang dilakukan anak selalu disambut dengan menyebut nama-nama penghuni kebun binatang.
Saya kurang tahu juga, apakah dengan cara itu orang tua mengenalkan anak dengan nama binatang.  Yang jelas, itulah yang saya dengar dari tetangga sebelah.

Ketika usia senja mulai menghampiri kita, itu artinya kita akan mengulangi lagi masa seperti anak-anak. Masa tanpa kedewasaan. Tentu akan banyak kesalahan yang kita lakukan tanpa sadar. Gambarannya sama seperti anak kita yang  masih kecil.

Jika dulu kita menyikapi kesalahan  anak dengan kelembutan, maka kemungkinan anak pun akan menyikapi kesalahan kita dengan kelembutan. Tetapi ketika dulu kita menyikapi kesalahan anak dengan kata-kata kasar, maka jangan kecewa  ketika anak menyambut kesalahan kita dengan cara kasar.

sebelum kita menuntut bakti dari anak, ada baiknya kita melihat terlebih dahulu masa lalu kita ketika mendidik mereka. Apa yang mereka lakukan sekarang terhadap kita adalah cerminan masa lalu kita.
Sebelum kita memvonis anak durhaka, ada baiknya kita muhasabah.
Jadilah orang tua yang baik..

Oleh: Ahmad Hilmi


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About