Agaknya judul tulisan ini sangat tidak memanusiakan
wanita. Tidak menghargai wanita. Atau bahkan bisa dianggap sebagai bentuk
pelecehan terhadap wanita.
Memang benar begitu adanya. Akan tetapi tidak terhadap semua wanita. Hanya
beberapa.
Kejadian ini bermula saat saya naik bus Trans jakrta Bus Way,
salah satu moda transportasi massal di Jakarta. Saat itu saya naik dari salah
satu halte bersama dengan beberapa wanita. Ketika memasuki pintu bus, saya langsung menuju bagian belakang badan bus. Biasanya
area ini ditempati kaum pria.
Dan anehnya, beberapa wanita yang masuk bersama dengan saya
tadi juga ikut memasuki area mayoritas pria. Padahal wanita sudah disediakan
area khusus untuk mereka, yaitu bagian depan badan bus. Dan yang lebih heran
lagi, area khusus wanita yang disediakan ternyata juga masih kosong.
Melihat kondisi saat itu, saya berpikir jika keberadaan wanita
di area mayoritas pria sangat tidak beralasan; karena sudah disediakan tempat
khusus yang masih kosong. Maka dari kejadian itu saya menegur salah satu
penumpang wanita tadi untuk pindah ke area khusus mereka. Dengan tegas wanita itu
menolak pindah dengan alasan malas. Kata wanita itu, “suka-suka saya
dong mau duduk di mana.”
Setelah mendengar penolakan
wanita itu, tanpa berkomentar lagi saya langsung menuju area wanita yang
kosong dan duduk di situ. Tapi ternya kondektur bus yang juga wanita menegur saya untuk pindah
kebelakang lagi. Maka dari sini lah terjadi cekcok mulut antara saya dan
kondektur.
Pada saat itu saya benar-benar kesal dengan wanita yang ada,
penumpang dan konduktur wanita. Kenapa wanita memasuki area mayoritas pria
tidak ditegur padahal mereka tidak punya alasan. Sedangkan pria diharamkan
memasuki area khusu wanita dengan atau tanpa alasan. Diharamkan secara mutlak.
Sampai akhirnya saya ungkapkan kekesalan saya itu dengan
mengucapkan, “dasar perempuan tak tahu diuntung”. Bagaimana tidak kesal,
dalam kondisi yang sangat lelah seharusnya saya bisa duduk sambil istirahat di
area mayorita pria. Tetapi karena ada wanita-wanita yang tidak tahu di
untung itu saya harus berdiri. Menyebalkan
memang.
Hukum sosial
Dalam hidup bersosial dengan wanita, memang seharusnya kita
sebagai pria perlu banyak memprioritaskan beberapa fasilitas kepada mereka,
terlebih di tempat umum. Ada tempat duduk untuk wanita. Ada tempat istirahat
untuk wanita. Bahkan dalam antrian pun wanita didahulukan dari pria.
Hal ini menunjukkan betapa kaum pria itu sangat memahami kondisi wanita. Bukan saja memahami dari sisi lemahnaya
fisik meraka, tapi juga memahami jika
mereka adalah kaum yang pantas dilindungi.
Tetapi agaknya perhatian ini tidak difahami oleh wanita. Bahkan ada sebagian wanita yang nglunjak,
tak tahu diri dan tidak tahu diuntung. Memaluakan sekali.
Area khusus wanita
Dengan dibuatnya area khusus wanita, ini membuktikan betapa
kaum pria sangat menyayangi wanita. Kaum pria ingin melindungi wanita dari
hal-hal yang tidak mereka inginkan.
Sebanarnya kaum pria sangat peka terhadap teriakan-teriakan
wanita yang merasa menjadi korban
pelecehan seksual. Kaum pria sangat memahami rintihan-rintihan kaum hawa yang
menuntut kenyamanan. Tapi jurtru kaum wanita lah yang tidak peka terghadap diri
mereka sendiri, apalagi terhadap kaum pria.
Wanita tak tahu diuntung.
Saya jadi bingung sendiri ketika melihat wanita-wanita
yang tak tahu diuntung seperti ini. Sudah disediakan tempat khusu untuk
mereka, tapi nyatanya mereka lebih senang berada ditengah krumunan pria. Sudah disediakan
fasilitas khusus mereka, tapi realitanya mereka senang menggunakan fasilitas
pria.
Jika seperti ini kondisinya, apa masih pantas kita menggubris
teriakan meraka? Apa masih layak mendengarkan rintihan mereka?
Atau jangan-jangan teriakan mereka hanya aksi untuk menggoda
pria? Atau rintihan mereka hanya bagian dari sikap lebay mereka? Atau memang mereka suka menggoda pria?
Wanita seperti ini sangat gemar mengumbar pernyataan jika
mereka adalah korban pelecehan seksual. Padahal merekalah pelakunya.
Wahai wanita, mengertilah!!
Oleh: Ahmad Hilmi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar