Pages

Rabu, 25 Desember 2013

Bahaya Kejahatan Seksual Di Jejaring Sosial

Sebenarnya, secara keseluruhan dunia internet adalah dunia netral. Netral yang berarti mencakup sisi positif dan negatif secara bersamaan, tidak memihak ke salah satu sisi manapun. Jadi tidak bisa kita katakan jika internet itu semua isinya positif, atau semuanya negatif. Oleh sebab itu penilaian positif negatif bukan pada internetnya, tapi lebih kepada penggunanya. Ya, seperti pisau dapur, akan bernilai positif jika diguanakan untuk memotong dan mengolah sayuran, dan akan berakibak negatif  jika digunakan untuk melukai orang lain atau bahkan untuk membunuh.

Bicara masalah sisi negatif dunia internet, bisa kita kelompokkan menjadi internet jejaring social dan internet website biasa. Untuk internet yang berbentuk website, walaupun memuat konten  negatif seperti pornografi, tapi ini sifatnya pasif. Artinya, kalau pengunjung situs itu tidak menginginkankanya dia bisa dengan mudah untuk keluar, karena tidak ada ajakan dan pengaruh secara langsung.

Berbeda dengan internet yang berbasis sosial media, seperti  facebook, YM, twitter, netlog dan lain sebagainya, yang memungkinkan sesorang untuk berkomunikasi dengan sesama pengguna, maka sisi negatifnya bersifat aktif. Aktif yang berarti bisa mengajak dan mempengaruhi secara langsung, baik komunikasi secaa bersamaan maupun komunikasi secara pribadi. Dari mudahnya sesorang untuk berkomunikasi secara langsung, maka kemungkinan terpengaruh sisi negatif jejaring sosial ini sangat besar. Sisi negatif jejaring sosial yang sering terjadi adalah kejahatan seksual.

Seringkali saya mendengar, menyaksikan berita di tv seputar kejahatan seks di dunia maya, terlebih di jejaring social. Dari banyaknya berita semacam inilah kemudian menginpirasi saya untuk melakukan obserfasi kecil-kecialan untuk mengenal lebih dekat  kasus ini. Untuk itu saya  terjun langsung ke lapangan, yaitu dengan membuat akun palsu. Akun palsu yang saya maksud adalah akun yang semua identitasnya dipalsukan dan bukan identitas sebenarnya.

Pada saat itu, saya membuat dua akun secara bersamaan,  akun pertama dengan identitas perempuan (cewek) dan akun kedua dengan identitas laki-laki. Dua akun ini mempermudah saya mendalami dua karakter dari dua jenis kelamin yang berdeda.

Dari hasil obserfasi yang saya lakukan hanya beberapa bulan saja (karena setelah itu akun saya hapus) saya bisa mengambil beberapa poin penting, dintaranya:

Kejahatan Seksual Yang Sering Terjadi
Sebagaimana yang telah kita singgung di atas, bahwa sisi negatif internet adalah adanya konten pornografi yang bisa diakses oleh semua kalangan. Akan lebih berbahaya lagi jika aroma pornografi itu beradi dijejaring social. Kenapa? Karena semua pemilik akun bisa langsung berkomentar atas konten tersebut, baik konten yang berupa gambar, video atau pun tulisan.

Sebagai contoh, seorang gadis remaja (ABG) mengunggah foto pribadinya dengan gaya pakaian yang sedikit menampakkan sisi feminimnya. Maka orang-orang yang memiliki pertemanan dengan si gadis ini bisa langsung berkomentar atas foto tersebut. Jika foto tersebut masih bisa dibilang wajar (pakaian rapi) maka komentar yang muncul juga setandar pujian, cantik dan anggun. Tapi jika pakaian yang dikenakan sedikit tebuka, maka komentar yang munculpun akan sangat buruk, kata-kata seksual.

Ternyata, komentar secara langsung seperti itu tidak hanya berhenti di halaman umum saja, tapi bisa berlanjut ke inbox (perpesanan pribadi) yang bisa dirahasiakan dari orang lain.  Nah, pada sesi ini, biasanya obrolan akan berlanjut pada obrolan seks yang hebat jika lawan ngobrolnya bisa menguasai suasana. Jika awal perkenalan langsung dimulai dengan obroan vulgar, biasanya wanita akan menolak karena merasa dieksploitasi. Tapi jika dimulai dengan cara halus, maka wanita akan terbawa tanpa sadar. Ini yang sangat berbahaya.

Ketika wanita sudah terperangkap dalam hubungan pribadi di perpesanan seperti ini, biasanya mudah sekali dikendalikan. Maka tidak heran ketika ada seorang gadis yang menghilang dari rumah karena pergi dengan kenalannya di jejaring sosial. Tanpa dipaksa lagi, wanita ini mau mengikuti permintaan kenalannya termasuk dalam urusan seks. Bahaya bukan?

Pihak yang paling sering menjadi objek kejahatan seks
Secara umum, semua wanita bisa menjadi objek kejahatan sesk di dunia maya, terlebih lagi wanita-wanita labil. Siapa mereka? Pertama adalah remaja ABG yang sedang mencari jati diri. Dari foto-foto yang mereka unggah (foto narsis) akan sangat mungkin mengundang mengunjung untuk berkomentar.

Wanita  labil selanjutnya adalah wanita yang sudah berumah tangga, baik yang sedang menjalani atau yang sudah  pernah (janda). Emang bisa wanita (istri)  menyeleweng? Sangat mungkin. Karena tidak jarang seorang wanita yang berstatus menikah mengalami masa labil, yaitu ketika kehidupan rumah tangganya kurang atau tidak harmonis. Model wanita seperti ini sangat mudah sekali terbawa obrolan seks dan bahkan bisa lebih parah dari  remaja ABG.

Siapa salah?
Jika sudah terjadi, siapa yang salah? Tentu semua mata akan memandang ke pelaku kejahatannya, karena dia yang paling terlihat bersalah. Tapi ingat, pelaku kejahatan seperti  itu bukan pusat  kesalahan tunggal. Kejahatan seksual tidak akan terjadi jika si wanita bisa mengontrol kesetabilan emosinya dalam obrolan dan bisa membaca arah obrolan dari lawannya. Dan yang paling penting lagi adalah si wanita sendiri  yang harus bisa menjaga sikap agar tidak mengundang komentar  negatif.

Ketika menggunakan akun perempuan
Yang lebih mengejutkan lagi, ketika saya menggunakan akun dengan nama perempuan, dengan segala pernak-pernik remaja ABG seperti foto seksi (saya ambil dari google juga), ternyata banyak sekali yang ingin menjalin pertemanan dengan saya, sekitar 300 orang dalam kurun waktu dua bulan. Ternyata foto seksi (tidak terlalu vulgar) bisa menarik minat orang lain untuk bekenalan, sebagian besar  (70 %) yang  add adalah laki-laki dari berbagai usia, dan sisany (30 %) wanita.

Permintaan pertemanan dari laki-laki, rata-rata mereka senang sekali mengajak saya  ngobrol seputar seks. Dari wanita yang ada di pertemanan, sebagian mereka juga ada yang senang menjalin hubungan sesame jenis (lesbian). Sekali lagi, mereka juga gemar sekali bicara masalah seks sama seperti laki-laki.

Kemudian saya simpulkan, pelaku kejahatan seks bukan hanya dari pihak laki-laki dengan korban wanita, tapi ternyata ada juga pelaku wanita dengan target korban wanita juga. Luar biasa.

Tidak selektif memilih teman
Kurang selektif dan tidak tidak waspada merupakan pemicu penting terjadinya kejahatan seks. Sebagaimana akun palsu yang saya buat, tidak ada satu pun foto pribadi yang saya unggah, bahkan semuanya adalah foto–foto kendaraan. Semua keterangan identitas pun tidak ada yang jelas, bahkan sama sekali akun tersebut tidak mewakili tabiat baik sebagai teman dijejaring sosial. Toh seperti itu keadaan akunnya (ndak jelas), masih saja banyak wanita yang mau diajak berkenalan dengan obrolan pribadi di perpesanan. Sunggung sikap yang tidak hati-hati dan tidak waspada.

Harus ada pendamping ketika mengakses jejaring sosial
Pendamping dari orang-orang terdekat ketika mengakses jejaring sosial sangat dibutuhkan, termasuk dampingan orang tua terhadap anak remajanya atau seorang suami terhadap istrinya. Dengan pengawasan yang baik, maka  kita bisa tahu siapa saja yang ada di daftar pertemanannya, dan apa saja yang diunggah dan lain sebagainya, karena semua tidak boleh luput dari pengawasan.

Semoga kita tetap eksis dan enjoy di jejaring sosial dengan berinternet sehat dengan kejiwaan yang setabil. hehe



Oleh: Ahmad Hilmi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About