Sebenarnya, secara
keseluruhan dunia internet adalah dunia netral. Netral yang berarti mencakup
sisi positif dan negatif secara bersamaan, tidak memihak ke salah satu sisi manapun. Jadi tidak bisa kita katakan jika
internet itu semua isinya positif, atau semuanya negatif. Oleh sebab itu
penilaian positif negatif bukan pada internetnya, tapi lebih kepada
penggunanya. Ya, seperti pisau dapur, akan bernilai positif jika diguanakan
untuk memotong dan mengolah sayuran, dan akan berakibak negatif jika digunakan untuk melukai orang lain atau
bahkan untuk membunuh.
Bicara masalah
sisi negatif dunia internet, bisa kita kelompokkan menjadi internet jejaring
social dan internet website biasa. Untuk internet yang berbentuk website,
walaupun memuat konten negatif seperti
pornografi, tapi ini sifatnya pasif. Artinya, kalau pengunjung situs itu tidak
menginginkankanya dia bisa dengan mudah untuk keluar, karena tidak ada ajakan
dan pengaruh secara langsung.
Berbeda dengan
internet yang berbasis sosial media, seperti
facebook, YM, twitter, netlog dan lain sebagainya, yang memungkinkan
sesorang untuk berkomunikasi dengan sesama pengguna, maka sisi negatifnya
bersifat aktif. Aktif yang berarti bisa mengajak dan mempengaruhi secara
langsung, baik komunikasi secaa bersamaan maupun komunikasi secara pribadi. Dari
mudahnya sesorang untuk berkomunikasi secara langsung, maka kemungkinan
terpengaruh sisi negatif jejaring sosial ini sangat besar. Sisi negatif
jejaring sosial yang sering
terjadi adalah kejahatan seksual.
Seringkali saya
mendengar, menyaksikan berita di tv seputar kejahatan seks di dunia maya,
terlebih di jejaring social. Dari banyaknya berita semacam inilah kemudian
menginpirasi saya untuk melakukan obserfasi kecil-kecialan untuk mengenal
lebih dekat kasus ini. Untuk itu saya terjun langsung ke lapangan, yaitu dengan membuat
akun palsu. Akun palsu yang saya maksud adalah akun yang semua identitasnya
dipalsukan dan bukan identitas sebenarnya.
Pada saat itu,
saya membuat dua akun secara bersamaan,
akun pertama dengan identitas perempuan (cewek) dan akun kedua dengan
identitas laki-laki. Dua akun ini mempermudah saya mendalami dua karakter dari dua
jenis kelamin yang berdeda.
Dari hasil
obserfasi yang saya lakukan hanya beberapa bulan saja (karena setelah itu akun
saya hapus) saya bisa mengambil beberapa poin penting, dintaranya:
Kejahatan
Seksual Yang Sering Terjadi
Sebagaimana yang
telah kita singgung di atas, bahwa sisi negatif internet adalah adanya konten
pornografi yang bisa diakses oleh semua kalangan. Akan lebih berbahaya lagi
jika aroma pornografi itu beradi dijejaring social. Kenapa? Karena semua
pemilik akun bisa langsung berkomentar atas konten tersebut, baik konten yang
berupa gambar, video atau pun tulisan.
Sebagai contoh,
seorang gadis remaja (ABG) mengunggah foto pribadinya dengan gaya pakaian yang
sedikit menampakkan sisi feminimnya. Maka orang-orang yang memiliki pertemanan
dengan si gadis ini bisa langsung berkomentar atas foto tersebut. Jika foto
tersebut masih bisa dibilang wajar (pakaian rapi) maka komentar yang muncul
juga setandar pujian, cantik dan anggun. Tapi jika pakaian yang dikenakan
sedikit tebuka, maka komentar yang munculpun akan sangat buruk, kata-kata
seksual.
Ternyata,
komentar secara langsung seperti itu tidak hanya berhenti di halaman umum saja,
tapi bisa berlanjut ke inbox (perpesanan pribadi) yang bisa dirahasiakan dari
orang lain. Nah, pada sesi ini, biasanya
obrolan akan berlanjut pada obrolan seks yang hebat jika lawan ngobrolnya
bisa menguasai suasana. Jika awal perkenalan langsung dimulai dengan obroan
vulgar, biasanya wanita akan menolak karena merasa dieksploitasi. Tapi jika
dimulai dengan cara halus, maka wanita akan terbawa tanpa sadar. Ini yang
sangat berbahaya.
Ketika wanita
sudah terperangkap dalam hubungan pribadi di perpesanan seperti ini, biasanya
mudah sekali dikendalikan. Maka tidak heran ketika ada seorang gadis yang
menghilang dari rumah karena pergi dengan kenalannya di jejaring sosial. Tanpa
dipaksa lagi, wanita ini mau mengikuti permintaan kenalannya termasuk dalam
urusan seks. Bahaya bukan?
Pihak yang
paling sering menjadi objek kejahatan seks
Secara umum,
semua wanita bisa menjadi objek kejahatan sesk di dunia maya, terlebih lagi
wanita-wanita labil. Siapa mereka? Pertama adalah remaja ABG yang sedang mencari
jati diri. Dari foto-foto yang mereka unggah (foto narsis) akan sangat
mungkin mengundang mengunjung untuk berkomentar.
Wanita labil selanjutnya adalah wanita yang sudah
berumah tangga, baik yang sedang menjalani atau yang sudah pernah (janda). Emang bisa wanita
(istri) menyeleweng? Sangat mungkin. Karena
tidak jarang seorang wanita yang berstatus menikah mengalami masa labil, yaitu
ketika kehidupan rumah tangganya kurang atau tidak harmonis. Model wanita
seperti ini sangat mudah sekali terbawa obrolan seks dan bahkan bisa lebih
parah dari remaja ABG.
Siapa salah?
Jika sudah
terjadi, siapa yang salah? Tentu semua mata akan memandang ke pelaku
kejahatannya, karena dia yang paling terlihat bersalah. Tapi ingat, pelaku
kejahatan seperti itu bukan pusat kesalahan tunggal. Kejahatan seksual tidak
akan terjadi jika si wanita bisa mengontrol kesetabilan emosinya dalam obrolan
dan bisa membaca arah obrolan dari lawannya. Dan yang paling penting lagi
adalah si wanita sendiri yang harus bisa
menjaga sikap agar tidak mengundang komentar
negatif.
Ketika
menggunakan akun perempuan
Yang
lebih mengejutkan lagi, ketika saya menggunakan akun dengan nama perempuan,
dengan segala pernak-pernik remaja ABG seperti foto seksi (saya ambil dari
google juga), ternyata banyak sekali yang ingin menjalin pertemanan dengan
saya, sekitar 300 orang dalam kurun waktu dua bulan. Ternyata foto seksi (tidak
terlalu vulgar) bisa menarik minat orang lain untuk bekenalan, sebagian besar (70 %) yang add adalah laki-laki dari berbagai usia,
dan sisany (30 %) wanita.
Permintaan
pertemanan dari laki-laki, rata-rata mereka senang sekali mengajak saya ngobrol seputar seks. Dari wanita yang ada
di pertemanan, sebagian mereka juga ada yang senang menjalin hubungan sesame jenis
(lesbian). Sekali lagi, mereka juga gemar sekali bicara masalah seks sama
seperti laki-laki.
Kemudian
saya simpulkan, pelaku kejahatan seks bukan hanya dari pihak laki-laki dengan
korban wanita, tapi ternyata ada juga pelaku wanita dengan target korban wanita
juga. Luar biasa.
Tidak
selektif memilih teman
Kurang selektif
dan tidak tidak waspada merupakan pemicu penting terjadinya kejahatan seks.
Sebagaimana akun palsu yang saya buat, tidak ada satu pun foto pribadi yang
saya unggah, bahkan semuanya adalah foto–foto kendaraan. Semua keterangan
identitas pun tidak ada yang jelas, bahkan sama sekali akun tersebut tidak
mewakili tabiat baik sebagai teman dijejaring sosial. Toh seperti itu keadaan
akunnya (ndak jelas), masih saja banyak wanita yang mau diajak
berkenalan dengan obrolan pribadi di perpesanan. Sunggung sikap yang tidak
hati-hati dan tidak waspada.
Harus ada
pendamping ketika mengakses jejaring sosial
Pendamping dari
orang-orang terdekat ketika mengakses jejaring sosial sangat dibutuhkan,
termasuk dampingan orang tua terhadap anak remajanya atau seorang suami
terhadap istrinya. Dengan pengawasan yang baik, maka kita bisa tahu siapa saja yang ada di daftar
pertemanannya, dan apa saja yang diunggah dan lain sebagainya, karena semua
tidak boleh luput dari pengawasan.
Semoga kita tetap
eksis dan enjoy di jejaring sosial dengan berinternet sehat dengan kejiwaan
yang setabil. hehe
Oleh: Ahmad
Hilmi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar